A.
Definisi Kriptografi
Kriptografi
berasal dari bahasa yunani, menurut bahasa dibagi menjadi dua kripto dan
graphia, kripto berarti secret (rahasia) dan graphia berarti writing (tulisan).
Menurut teminologinya kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan
pesan ketika pesan di kirim dari suatu tempat ketempat yang lain.
Implementasi
dari kriptografi sangat banyak bisa kita temui dalam kehidupan sehari-hari,
seperti Automatic Teller Machine (ATM),Penggunaan ATM untuk banking, bahkan
mulai meningkat menjadi Internet Banking, Mobile Banking, Komunikasi elektronik
seperti telepon tetap, cellular, SMS, MMS. 3G, Komunikasi via Internet seperti
email, messaging, chatting, Voice Call dan E-Government , E-Commence.
Menurut
catatan sejarah, kriptografi sudah digunakan oleh bangsa Mesir sejak 4000 tahun
yang lalu oleh raja-raja Mesir pada saat perang untuk mengirimkan pesan rahasia
kepada panglima perangnya melalui kurir-kurinya. Orang yang melakukan
penyandian ini disebut kriptografer, sedangkan orang yang mendalami ilmu
dan seni dalam membuka atau memecahkan suatu algoritma kriptografi tanpa harus
mengetahui kuncinya disebut kriptanalis.
Seiring
dengan perkembangan teknologi, algoritma kriptografi pun mulai berubah menuju
ke arah algoritma kriptografi yang lebih rumit dan kompleks. Kriptografi mau
tidak mau harus diakui mempunyai peranan yang paling penting dalam peperangan
sehingga algoritma kriptografi berkembang cukup pesat pada saat Perang Dunia I
dan Perang Dunia II. Menurut catatan sejarah, terdapat beberapa algoritma
kriptografi yang pernah digunakan dalam peperangan, diantaranya adalah ADFVGX
yang dipakai oleh Jerman pada Perang Dunia I, Sigaba/M-134 yang
digunakan oleh Amerika Serikat pada Perang Dunia II, Typex oleh Inggris,
dan Purple oleh Jepang. Selain itu Jerman juga mempunyai mesin
legendaris yang dipakai untuk memecahkan sandi yang dikirim oleh pihak musuh
dalam peperangan yaitu, Enigma.
Algoritma
kriptografi yang baik tidak ditentukan oleh kerumitan dalam mengolah data
atau pesan yang akan disampaikan. Yang
penting, algoritma tersebut harus memenuhi 4 persyaratan
berikut :
1.
Kerahasiaan. Pesan (plaintext) hanya dapat
dibaca oleh pihak yang memliki kewenangan.
2.
Autentikasi. Pengirim pesan harus dapat diidentifikasi
dengan pasti, penyusup harus dipastikan tidak bisa berpura-pura menjadi orang
lain.
3.
Integritas. Penerima pesan harus dapat memastikan bahwa
pesan yang dia terima tidak dimodifikasi ketika sedang dalam proses transmisi
data.
4.
Non-Repudiation. Pengirim pesan harus tidak bisa menyangkal pesan
yang dia kirimkan.
Kriptografi pada dasarnya
terdiri dari dua proses, yaitu proses enkripsi dan proses dekripsi. Proses
enkripsi adalah proses penyandian pesan terbuka menjadi pesan rahasia (ciphertext).
Ciphertext inilah yang nantinya akan dikirimkan melalui saluran
komunikasi terbuka. Pada saat ciphertext diterima oleh penerima pesan,
maka pesan rahasia tersebut diubah lagi menjadi pesan terbuka melalui proses
dekripsi sehingga pesan tadi dapat dibaca kembali oleh penerima pesan. Dalam
sistem komputer, pesan terbuka (plaintext) diberi lambang M, yang
merupakan singkatan dari Message. Plaintext
ini dapat berupa tulisan, foto, atau video yang berbentuk data biner.
B.
Elemen Kriptografi
Berikut Elemen-elemen Kriptografi :
1.
Pesan, Plainteks dan Cipherteks.
Pesan
adalah data atau informasi yang dapat dibaca dan dimengerti maknanya. Nama lain
untuk pesan adalah plainteks. Agar pesan tidak bisa dimengerti maknanya oleh
pihak lain, maka pesan perlu disandikan ke bentuk lain yang tidak dapat
dipahami. Bentuk pesan yan g tersandi disebut cipherteks
2.
Pengirim dan Penerima
Pengirim
adalah entitas yang mengirim pesan kepada entitas lainnya. Penerima adalah
entitas yang menerima pesan. Entitas di sini dapat berupa orang, mesin
(komputer), kartu kredit dan sebagainya.
3.
Enkripsi dan dekripsi
Proses
menyandikan plainteks menjadi cipherteks disebut enkripsi. Sedangkan proses
mengembalikan cipherteks menjadi plainteks semula dinamakan dekripsi
4.
Cipher
Algoritma
kriptografi disebut juga cipher yaitu aturan untuk enciphering dan deciphering,
atau fungsi matematika yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi. Konsep
matematis yang mendasari algoritma kriptografi adalah relasi antara dua buah
himpunan yaitu himpunan yang berisi elemen-elemen plainteks dan himpunan yang
berisi cipherteks. Enkripsi dan dekripsi adalah fungsi yang memetakan
elemen-elemen antara kedua himpunan tersebut.
5.
Sistem kriptografi
Sistem
kriptografi merupakan kumpulan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua
plainteks dan cipherteks yang mungkin dan kunci.
6.
Penyadap
Penyadap
adalah orang yang berusaha mencoba menangkap pesan selama ditransmisikan dengan
tujuan mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai sistem kriptografi
yang digunakan untuk berkomunikasi dengan maksud untuk memecahkan cipherteks.
7.
Kriptanalisis dan kriptologi
Kriptanalisis
(cryptanalysis) adalah ilmu dan seni untuk memecahkan cipherteks menjadi
plainteks tanpa mengetahui kunci yang digunakan. Pelakunya disebut kriptanalis.
Kriptologi adalah studi mengenai kriptografi dan kriptanalisis.
C.
Metode Kriptografi
Dalam
menjaga kerahasiaan data, kriptografi mentransformasikan data jelas (plaintext)
ke dalam bentuk data sandi (ciphertext) yang tidak dapat dikenali.
Ciphertext inilah yang kemudian dikirimkan oleh pengirim (sender) kepada
penerima (receiver). Setelah sampai di penerima, ciphertext tersebut
ditranformasikan kembali ke dalam bentuk plaintext agar dapat dikenali.
Proses
tranformasi dari plaintext menjadi ciphertext disebut proses Encipherment atau
enkripsi (encryption), sedangkan proses mentransformasikan kembali
ciphertext menjadi plaintext disebut proses dekripsi (decryption).
Untuk
mengenkripsi dan mendekripsi data. Kriptografi menggunakan suatu algoritma
(cipher) dan kunci (key). Cipher adalah fungsi matematika yang digunakan untuk
mengenkripsi dan mendekripsi data. Sedangkan kunci merupakan sederetan bit yang
diperlukan untuk mengenkripsi dan mendekripsi data.
Jenis-jenis algoritma kriptografi :
Algoritma kriptografi adalah algoritma yang berfungsi
untuk melakukan tujuan dari ilmu kriptografi itu sendiri. Algoritma
kriptografi terdiri dari 2 bagian fungsi, yaitu :
1.
ENKRIPSI (encryption)
Proses tranformasi dari plaintext menjadi ciphertext
disebut proses Encipherment atau enkripsi (encryption).
2.
DEKRIPSI (decryption).
Proses mentransformasikan kembali ciphertext menjadi
plaintext disebut proses dekripsi (decryption).
Shannon mengatakan bahwa Algoritma kriptografi harus memiliki kekuatan untuk
melakukan konfusi dan difusi.
·
KONFUSI (confusion). Mengaburkan hubungan antara plaintext dan ciphertext. Cara
paling mudah untuk melakukan konfusi adalah menggunakan substitusi. Konfusi
menimbulkan kesulitan dalam usaha musuh untuk mencari keteraturan dan pola
statistik antara plaintext dan ciphertext.
·
DIFUSI (difusion), Menyebarkan redudansi plaintext dengan menyebarkan masukan
ke seluruh ciphertext. Cara yang paling mudah untuk dapat melakukan difusi
adalah dengan menggunakan metode transposisi. Jika menggunakan difusi, akan
dibutukan waktu ang lebih lama untuk memecakan sandi rahasia ini.
Sehingga
dapat digunakan untuk mengamankan informasi. Pada implementasinya sebuah
algoritma sandi harus memperhatikan kualitas layanan dari keseluruhan sistem
dimana dia diimplementasikan. Algoritma sandi yang handal adalah algoritma
sandi yang kekuatannya terletak pada kunci, bukan pada kerahasiaan algoritma
itu sendiri. Teknik dan metode untuk menguji kehandalan algoritma sandi adalah
kriptanalisa.
Secara umum berdasarkan kesamaan kuncinya, algoritma
sandi dibedakan menjadi :
1.
ALGORITMA KUNCI SIMETRIS.
Dalam
symmetric cryptosystem ini, kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan
dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi satu buah kunci dapat pula diturunkan
dari kunci yang lainnya. Kunci-kunci ini harus dirahasiakan. Oleh karena itulah
sistem ini sering disebut sebagai secret-key ciphersystem. Jumlah kunci
yang dibutuhkan umumnya adalah :
nC2 = n . (n-1)
--------
2
--------
2
dengan n menyatakan banyaknya pengguna. Contoh dari
sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA.
Kriptografi
secret key seringkali disebut sebagai kriptografi konvensional atau
kriptografi simetris (Symmetric Cryptography) dimana proses dekripsi
adalah kebalikan dari proses enkripsi dan menggunakan kunci yang sama.
Kriptografi simetris dapat
dibagi menjadi dua, yaitu penyandian blok dan penyandian alir. Penyandian blok
bekerja pada suatu data yang terkelompok menjadi blok-blok data atau kelompok
data dengan panjang data yang telah ditentukan. Pada penyandian blok, data yang
masuk akan dipecah-pecah menjadi blok data yang telah ditentukan ukurannya.
Penyandian alir bekerja pada suatu data bit tunggal atau terkadang dalam satu
byte. Jadi format data yang mengalami proses enkripsi dan dekripsi adalah
berupa aliran bit-bit data.
Algoritma yang ada pada
saat ini kebanyakan bekerja untuk penyandian blok karena kebanyakan proses
pengiriman data pada saat ini menggunakan blok-blok data yang telah ditentukan
ukurannya untuk kemudian dikirim melalui saluran komunikasi.
2.
ALGORITMA KUNCI ASIMETRIS.
Algoritma
Asimetris atau sering disebut algoritma public key, penggunaan kunci dalam
algoritma ini adalah, kunci yang dipakai dalam proses enkripsi berbeda dengan kunci yang dipakai pada proses dekripsi, jadi jumlah kunci enkripsi ≠ kunci dekripsi.
Ada 2 jenis kunci di algoritma ini, yaitu :
1. KUNCI PUBLIK adalah kunci yang digunakan
untuk melakukan proses enkripsi data. Kunci
ini disebut publik karena siapapun dapat mengetahuinya.
2. KUNCI PRIVAT adalah kunci yang digunakan
untuk melakukan proses dekripsi data. Kunci
ini disebut privat karena 1 kunci privat hanya dimiliki oleh 1 orang saja.
Kunci privat sering juga
disebut kunci rahasia.
Istilah
kunci rahasia dalam algoritma simetris digunakan untk menyatakan kunci enkripsi
dan dekripsi, sementara pada algoritma asimetris digunakan untuk menyatakan
kunci privat, karena kunci publik tidak dirahasiakan.
Berdasarkan arah implementasi dan pembabakan zamannya
dibedakan menjadi :
1. ALGORITMA SANDI KLASIK.
Sebelum
ystem ada, kriptografi dilakukan dengan menggunakan pensil dan kertas.
Algoritma kriptografi (cipher) yang digunakan saat itu, dinamakan juga
algoritma klasik, adalah berbasis karakter, yaitu enkripsi dan dekripsi
dilakukan pada setiap karakter pesan. Semua algoritma klasik termasuk ke dalam
sistrm kriptografi simetris dan digunakan jauh sebelum kriptografi kunci ystem
ditemukan.
Kriptogarfi klasik memiliki beberapa yste
:
1.
Berbasis karakter
2.
Menggunakan pena dan kertas saja, belum
ada computer
3.
Termasuk ke dalam kriptografi kunci
simetris.
Tiga ystem mempelajari algoritma klasik :
1.
Memahami konsep dasar kriptografi
2.
Dasar algoritma kriptografi modern
3.
Memahami kelemahan ystem kode.
(Ariyus Dony. 2008)
Pada dasarnya, algoritma kriptografi klasik dapat
dikelompokkan ke dalam dua macam cipher, yaitu :
1. Cipher substitusi (substitution cipher)
Di
dalam cipher substitusi setiap unit plainteks diganti dengan satu unit
cipherteks. Satu “unit” di isini berarti satu huruf, pasanga huruf, atau
dikelompokkan lebih dari dua huruf. Algoritma substitusi tertua yang diketahui
adalah Caesar cipher yang digunakan oleh kaisar Romawi , Julius Caesar
(sehingga dinamakan juga casear cipher), untuk mengirimakan pesan yang
dikirimkan kepada gubernurnya.
2. Cipher transposisi (transposition cipher)
Pada
cipher transposisi, huruf-huruf di dalam plainteks tetap saja, hanya saja
urutannya diubah. Dengan kata lain algoritma ini melakukan transpose terhadap
rangkaian karakter di dalam teks. Nama lain untuk metode ini adalah permutasi
atau pengacakan (scrambling) karena transpose setiap karakter di dalam
teks sama dengan mempermutasikan karakter-karkater tersebut.
(Munir.2006)
Pada
metode kriptografi simetris atau konvensional digunakan satu buah kunci. Bila
kunci dinotasikan denan ‘K’ maka proses enkripsi-dekripsi metode kriptografi
simeteris dapat dinotasikan dengan :
Ek(P) = C dan Dk © = P Dan
keseluruhan ystem dinyatakan sebagai : Dk(Ek(P))=P
2. ALGORITMA SANDI MODERN
Algoritma
kriptografi modern tidak lagi mengandalkan keamanannya pada kerahasiaan
algoritma tetapi kerahasiaan kunci. Plaintext yang sama bila disandikan dengan
kunci yang berbeda akan menghasilkan ciphertext yang berbeda pula. Dengan
demikian algoritma kriptografi dapat bersifat umum dan boleh diketahui oleh
siapa saja, akan tetapi tanpa pengetahuan tentang kunci, data tersandi tetap
saja tidak dapat terpecahkan. Sistem kriptografi atau Cryptosystem
adalah sebuah algoritma kriptografi ditambah semua kemungkinan plaintext,
ciphertext dan kunci
Sedangkan
berdasarkan besar data yang diolah dalam satu kali proses, maka algoritma
kriptografi dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1. Algoritma block cipher
Informasi/data
yang hendak dikirim dalam bentuk blok-blok besar (misal 64-bit) dimana
blok-blok ini dioperasikan dengan fungsi enkripsi yang sama dan akan
menghasilkan informasi rahasia dalam blok-blok yang berukuran sama.
2. Algoritma stream cipher
Informasi/data
yang hendak dikirim dioperasikan dalam bentuk blok-blok yang lebih kecil (byte
atau bit), biasanya satu karakter persatuan persatuan waktu proses, menggunakan
tranformasi enkripsi yang berubah setiap waktu.
No comments:
Post a Comment